Kohesivitas kelompok dan produktivitas

by Vivi Adrianty Lestari, November 21, 2010
Produktivitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menghasilkan sesuatu.

Kohesivitas dapat diartikan sebagai kesatuan kelompok. Merasa bahwa anggota kelompok dapat meraih tujuannya dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik lagi. Anggota kelompok menggambarkan kelompok sebagai keluarga, tim dan komunitas. Hal ini disebut sebagai belongingness yang merupakan esensi dari kohesivitas kelompok. Anggota kelompok memnerikan rasa kebersamaan yang tinggi terhadap kelompoknya dan sadar akan adanya persamaan antar anggota dalam kelompok. Individu yang kohesif akan lebih efektif dalam kelompok, lebih bersemangat dalam mengahadapi masalah-masalah sosial maupun interepersonal.

Dengan adanya kohesivitas kelompok, maka dapat diartikan bahwa produktivitas kelompok lebih tinggi dibandingkan kelompok yang tidak kohesif.

Sumber:
dinkelpsiunair07.wordpress.com

by Vivi Adrianty Lestari, November 21, 2010
Produktivitas merupakan kegiatan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik.

Kohesivitas merupakan kesatuan kelompok, merasa bahwa anggota kelompok dapat meraih tujuannya, mengahasilkan sesuatu yang klabih baik. Anggota-amggota dalam kelompok memberikan rasa kebersamaan yang tinggi pada kelompoknya dan sadar bahwa terdapat persamaan antar anggota dalam kelompok.

Sumber:
aguswibisono.com

Hubungan interaksi dengan kohesivitas kelompok?

by Vivi Adrianty Lestari, November 21, 2010
Interaksi adalah suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi ketika dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain. Efek dua arah penting dalam konsep interaksi, sebagai lawan dari hubungan satu arah pada hubungan sebab akibat. Kombinasi dari interaksi-interaksi sederhana dapat menuntun pada suatu fenomena baru yang mengejutkan.

Kohesivitas adalah temwork. Banyak teori yang mengatakan bahwa kohesi harus dilakukan bersama dengan keinginan para anggotanya untuk bekerjasama mencapai tujuan, sehingga kelompok dikatakan kohesif ditandai dengan adanya considerable interpendence of members, stabilitas antar anggota kelompok, perasaan bertanggung jawab dari hasil usaha kelompok, absen yang berkurang dan tahan terhadap gangguan (Widmeyer, Brawley & Carron, 1992)

Sumber:
www.wikipedia.com
dinkelpsiunair07.wordpress.com

apa sih hubungan kohesivitas dengan pengaruh sosial???

by Vivi Adrianty Lestari, November 21, 2010
Kohesivitas adlah multidimensional. Dinamika kelompok yang berbeda telah mengonsep kohgesivitas dalam nenerapa cara.Kenneth Dion menyatakan bahwa kohesivitas membentuk kekuatan sosial, rasa untuk bersatu, ketertarikan antar anggota dan kelompok itu sendiri dan kemampuan kelompok untuk bekerja sebagai tim merupaka semua komponen dari kohesivitas, tetapi kelompok yang kohesif mungkin tidak memiliki semuanya. Suatu kelompok mungkin menjadi kohesif karena anggotanya bekerja dengan baik dengan anggota lain dan berbeda dengan kelompok lain yang menjadi kohesif karena setiap anggotanya memiliki rasa kebersamaan dalam kelompok.

Sedangkan pengaruh sosial adalah usaha untuk mengubah sikap, belief, persepsi atau tingkah laku satu atau beberapa orang. Kuatnya pengaruh sosial, maka seseorang akan berusaha mempertahankan kontrol atas dirinya.

Adanya kohesivitas kelompok, memungkinkan anggota kelompok berusaha untuk mengubah sikap , belief dan persepsinya untuk mempertahankan kelompok, agar mencapai tujuan yang diinginkan agar anggota kelompok merasa puas.

Sumber:
staff.ui.ac.id
 dinkelpsiunair07.wordpress.com

apa itu kohesivitas kelompok????

by Vivi Adrianty Lestari, November 21, 2010
Kohesivitas kelompok merupakan suatu keadaan kelompok yang memiliki solidaritas yang tinggi, bekerjasama dengan baik dan mempunyai komitmen yang kuat untuk mencapai tujuan kelompok, sehingga semua anggota kelompok puas.

Kohesivitas adalah mengenai penyatuan kekuatan. Konsep kohesivuitas mengacu pada teori Kurt Lewin dan Leon Festinger. Pada tahun 1943, menggunakan istilah Cohesive untuk menggambarkan sebuah kekuatan yang menjaga kelompok agar tetap utuh dengan cara menjaga kesatuan anggota-anggotanya. Festinger mendefinisikan kohesivitas sebagai total dari sebuah kekuatan yang berada pada anggota-anggota kelompok yang tetap bertahan pada kelompok tersebut.

Dalam kelompok yang kohesif anggotanya mempersepsi anggota kelompok lain secara positif sehingga konflik dan pertentangan selalu diselesaikan dengan baik. Suatu lingkungan kelompok yang kohesif dapat dibentuk individu dengan tercapainya kematangan sosial yang dibutuhkan untuk mengembangkan dirinya.

Sumber: 
www.kumpulanskripsi.com
dinkelpsiunair07.wordpress.com

Groupthink

by Vivi Adrianty Lestari, November 14, 2010

Groupthink merupakan proses pengambilan keputusan yang terjadi pada kelompok yang sangat kohesif dimana anggota-anggotanya berusaha mempertahankan konsensus kelompok sehingga kemampuan kritisnya menjadi tidak efektif lagi.

Gejala:
1. Pencarian kesepakatan yang terlalu dini
a)    Tingginya tekanan konformitas
b)   Sensor diri terhadap ide-ide yang tidak disetujui
c)    Adanya minguard
- Gate keeping : mencegah informasi dari luar agar jangan sampai mempengaruhi kesepakatan kelompok
- Dissent containment : mengabaikan mereka-mereka yang memiliki ide-ide yang bertentangan dengan kesepakatan
d)   Persetujuan yang tampak
2. Ilusi dan mispersepsi
a)    Ilusi invulnerability kelompok selalu benar dan kuat
b)   Ilusi moral
c)    Persepsi bias tentang out group buas, jelek, dll
d)   Collective rationalizing

Penyebab:
kohesi yang ekstrem
isolasi, leadership dan konflik decisional
proses polarisasi

Pencegahan:
1. Membatasi pencarian keputusan secara dini
a)   meningkatkan open inquiry
b)   kepemimpinan yang efektif
c)   multiple group subgroup
2. Mengoreksi mispersepsi dan error
a)    mengakui keterbatasan
b)   empati
c)    pertemuan ‘kesempatan kedua’
3. Menggunakan teknik-teknik keputusan yang efektif
Tahap I : kelompok harus terima tantangan dengan memilih solusi yang mungkin terbaik
Tahap II : kelompok harus mencari alternatif solusi dengan membuat daftar
Tahap III : evaluasi sistematik terhadap alternatif-alternatif pada tahap-tahap hasil = konsensus
Tahap IV : mengubah konsensus menjadi keputusan
Tahap V : mematuhi keputusan yang diambil

Sumber: www.google.com

De-individuasi

by Vivi Adrianty Lestari, November 14, 2010

Deindividuasi merupakan proses hilangnya kesadaran individu karena melebur di
dalam kelompok melalui pikiran kolektif.

Perspektif Teoritis
1.    Teori Perilaku Kolektif
Kolektif : kumpulan individu yang lebih daripada skedar agregrat, tapi juga bukan kelompok sebenarnya
Tipe kolektif:
a. Social Agregrat
b. Collective Movement : organisasi politik, kampanye nasional, dsb

a)    Teori Konvergen
Agregrat mewakili orang dengan kebutuhan, keinginan dan emosi situasi crowd memicu pelepasan spontan dari perilaku-perilaku yang sebelumnya terkontrol.
b)   Teori Contagion (Penularan)
Emosi dan perilaku dapat ditransmisi ‘(ditular)’ dari satu orang ke orang lain sehingga orang cenderung berperilaku sangat mirip dengan orang lain.
c)    Teori Emergent-Norm (Perkembangan Norma)
Teori gabungan konvergen – contagion, crowd, mob dan kolektif lainnya hanya kelihatan setuju sepenuhnya dalam emosi dan perilaku karena anggotanya patuh pada norma yang relevan dalam situasi tertentu.
2.    Teori Deindividuasi
Penyebab:
a)    Rendahnya identiafibilitas seseorang
b)   Rasa keanggotaan dalam kelompok
c)    Ukuran kelompok semakin besar, semakin mudah terdeindividuasi
d)   Kebangkitan personil amarah

DSumber: www.google.com

by Vivi Adrianty Lestari, November 14, 2010

Proses dasar dalam kelompok *part 4

by Vivi Adrianty Lestari, November 07, 2010
Tahap Performing

Banyak kelompok yang tidak mencapai tahap performing. Pada tahap ini, anggota kelompok dengan penuh semangat dan terfokus pada pemecahan masalah secara kreatif. Karakteristik trermasuk harmoni, produktivitas, pengembangan pemecahan masalah dan penuh efektif potensi kelompok dan individu-individu dalam kelompok.

Tahap performing bisa tercapai jika struktur telah berfungsi dan diterima secara penuh. Anggota tim berorientasi pada tugas, sekaligus pada manusia. Anggota semakin pandai dalam bekerjasama dan memiliki interpedensi untuk mencapai tujuan kelompok.

Pada tahap performing, hubungan yang dibangun memungkinkan para anggota saling membangun loyalitas. Kelompok akan sanggup melaksanakan tugas yang lebih kompleks dan mengatasi perubahan yang lebih pesat.


Sumber:
www.dunamis.co.id
Office of Human Resource
groups.yahoo.com

Proses dasar dalam kelompok *part 3

by Vivi Adrianty Lestari, November 07, 2010
Tahap norming
Tahap ini biasa disebut tahap awal integrasi. Pada tahap ini kelompok mulai kelompok mulai dikenal sebagai komponen yang disinkronkan (Stone, 2006). Pada tahap ini anggota kelompok kemungkinan besar akan berupaya ubtuk menjaga keseimbangan kelompok yang mulai terbentuk, perilaku individu diatur oleh kelompok. Ada rasa kedekatan dalam kelompok yang disebabkan oleh interogasi awal anggota kelompok. Rasa kedekatan membuat anggota kelompok ingin melindungi kelompok dari disintegrasi, hgal ini dapat menyebabkan masalah perlindungan kelompok menjadi lebih penting daripada tugas masing-masing individu (Wood, 2004). Tahap ini dapat diartikan sebagai tahap kematangan. 

Pada tahap norming terjadi peningkatan kohesi dan kolaborasi lebih. Rasa percaya mulai muncul dan perbedaan dihargai.Masalah-masalah menjadi cara untuk memperkuat hubungan, komunikasi terbuka dan memeberikan umpan balik yang positif dan konstruktif. Fokus pada tahap ini adalah kerjasama.

Karakteristik tahap norma:
- Peningkatan kohesi.
- Lebih kolaborasi.
- Emerging kepercayaan.
- Apresiasi perbedaan.
- Masalah hubungan penguatan dan komunikasi terbuka

Sumber: 
Office of Human Resources
http://kelg85socialpsychblog.blogspot.com/2007
© Mon Journal! · Designed by Sahabat Hosting