- Pendekatan Teori Psikologi Lingkungan
Terdapat
beberapa teori yang biasa digunakan dalam psikologi lingkungan, diantaranya:
1.
Teori Arousal
Arousal berarti
pembangkit. Beberapa teori berpendapat bahwa semua emosi adalah tingkat dimana
seseorang atau binatang dihasut. Namun, tidak semua orang setuju terhadap teori
ini. Mandler (dalam Hardy dan Hayes, 1985) menjelaskan bahwa emosi terjadi pada
saat sesuatu yang tidak diharapkan terjadi atau pada saat kita mendapat
rintangan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Arousal
dipengaruhi oleh tingkat umum rangsangan yang mengelilingi kita. Kita bisa
menjadi bosan atau tertidur, jika yang kita hadapi adalah hal-hal yang “tidak
ada apa-apanya”. Menurut Mandler, manusia memiliki motivasi untuk mencapai
sesuatu yang disebut sebagai “dorongan-keinginan
otonomik”. Fungsinya adalah untuk menarik munculnya arousal sehingga kita dapat berubah-ubah dari aktivitas satu ke
aktivitas lainnya.
Dalam psikologi
lingkungan, hubungan antara arousal
dengan kinerja seseorang dapat dijelaskan sebagai :
·
Tingkat arousal
yang rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah.
·
Makin tinggi tingkat arousal, akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula (Sarwono, 1992)
2.
Teori beban stimulus
Titik sentral
dari teori ini adalah adanya dugaan bahwa manusia memiliki kapasitas yang
terbatas dalam memproses informasi. Ketika input
melebihi kapasitas, maka seseorang akan cenderung mengabaikan beberapa
masukan dan mencurahkan perhatian lebih banyak kepada hal lain.
3.
Teori Kendala Perilaku
Teori ini
memfokuskan kepada kenyataan atau perasaan, kesan yang terbatas dari individu
oleh lingkungan. Berdasar teori ini, lingkungan dapat mencegah, mencampuri atau
membatasi perilaku penghuni, misalnya pada suatu hari kemacetan lalu lintas
akan mengganggu para penglaju, suara yang keras akan membuat bising ayng
mengganggu komunikasi.
4.
Teori Tingkat Adaptasi
Teori adaptasi
mirip dengan teori stimulus berlebih, dimana pada tingkat tertentu suatu
stimulus dapat dirumuskan untuk mengoptimalkan perilaku. Stimulus yang
berlebihan atau hal yang terlalu kecil dianggap dapat mempengaruhi hilangnya
emosi dan tingkah laku. Ada dua proses yang terkait dengan psikologi
lingkungan, yaitu adsaptasi (mengubah tingkah laku atau respon-respon agar
sesuai dengan lingkungan) dan adjustment (mengubah
lingkungan agar menjadi sesuai dengan lingkungan, misalnya keadaan dingin, kita
bisa membakar kayu bakar agar menjadi panas)
Menurut Sarwono
ada tiga kategori stimulus yang bisa dijadikan acuan dalam hubungan lingkungan
dengan tingkah laku, yaitu:
·
Stimulus fisik yang merangsang indra (suara,
cahaya dan suhu udara)
·
Stimulus sosial
·
Gerakan
5.
Teori Stres Lingkungan
Tepori ini
menekankan pada mediasi peran-peran fisiologi, emodi dan kognisi dalam interksi
manusia dengan lingkungan. Pada dasnya, hal ini dapat dilihat berkaitan dengan
penginderaan manusia dimana suatu respon stres yang terjadi terhadap segi-segi
lingkungan melebihi tingkat yang optimal. Individu lalu meresponnya dengan
berbagai cara untuk mengurangi stres.
6.
Teori Ekologi
Pusat pemikiran
para ahli ekologi adalah gagasan tentang kecocokan manusia dan lingkungannya.
Lingkungan dirancang atau berkembang sehingga memungkinkan terjadinya perilaku
tertentu. Menurut Roger Barker (dalam Sarwono, 1992) tingkah laku tidak hanya
ditentukan oleh lingkungan atau sebaliknya, melainkan kedua hal tersebut saling
menentukan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Hubungan tingkah laku dengan
lingkungan adalah seperti jalan dua arah (two
way street) atau interdepensi ekologi. Pada teori ini ada setting perilaku
yang dipandang sebagai faktor tersendiri.
- Metodologi Penelitian Psikologi Lingkungan
Menurut Veitch
dan Arkkelin (1995) terdapat tiga metode penelitian yang biasa digunakan dalam
psikologi lingkungan, yaitu:
1. Eksperimen
Laboratorium
Metode ini memberikan kebebasan kepada eksperimenter
untuk memanipulasi secara sistematis variabel yang diasumsikan menjadi penyebab
dengan cara mengontrol kondisi-kondisi secara cermat yang bertujuan untuk
mengurangi variabel-variabel yang yang menganggu. Metode ini juga mengukur
pengaruh manipulasi-manipulasi tersebut.
2. Studi
Korelasi
Metode ini dirancang untuk menyediakan informasi
tentang hubungan-hubungan diantara hal-hal atau peristiwa yang terjadi di alam
nyata yang tidak dibebani oleh pangaruh pengumpulan data.
3.
Eksperimen Lapangan
Dengan metode
ini seorang eksperimenter secara sistematis memanipulasi beberapa faktor
penyebab yang diajukan dalam penelitian dengan mempertimbangkan variabel
eksternal dalam suatu setting tertentu
Sumber:
www.google.com