Teori Lapangan (Field Theory)

by Vivi Adrianty Lestari, October 10, 2010
Teori Lapangan (Field Theory)



Psikologi Gestalt menyatakan bahwa gejala psikologi terjadi pada suatu medan/lapangan (field) yang merupakan suatu sistem yang saling tergantung (interdependent) yang meliputi persepsi dan pengalaman masa lampau. Unsur-unsur individu dari medan (field) tidak dapat dipahami tanpa mengetahui medan tersebut sebagai suatu keseluruhan.



Beberapa tokoh yang menemukan Teori lapangan (Field Theory atau Teori Psikodinamika):

  1. Kurt Lewin, Tolman (1932)
  2. Wheeler (1940), Lashley (1929)
  3. Brunswik (1949).



Teori Lapangan Kurt Lewin sangat dipengaruhi oleh aliran Psikologi Gestalt. Oleh karena itu tidak mengherankan jika teori lapangan dari Kurt Lewin juga sangat mengutamakan keseluruhan daripada elemen atau bagian dalam studinya tentang jiwa manusia.



Teori ini menggunakan metode konstruktif.Metode konstruktif, atau disebut juga metode “genetik” adalah metode yang digunakan Lewin sebagai metode “klasifikasi”. Metode klasifikasi menurut mempunyai kelemahan karena hanya mengelompokkan obyek studi berdasarkan persamaan-persamaannya saja.



Konsekuensi dari metode konstruktif:

  1. Sifat dinamis pada metode konstruktif yang mengklasifikasikan obyek-obyek studinya berdasarkan hubungan antara satu obyek dengan obyek lainnya, teori lapangan harus dapat mengungkapkan forces (daya, kekuatan) yang mendorong suatu tingkah laku
  2. Cara pendekatan harus psikologis. Semua konsep harus didefinisikan secara operasional, namun efinisi operasional dalam teori lapangan tidak obyektif melainkan subyektif.
  3. Analisis dalam teori lapangan harus berawal dari situasi sebagai keseluruhan, tidak dimulai dari elemen-elemen yang berdiri sendiri-sendiri. Dari awal yang menyeluruh itu barulah dapat dilakukan analisis terhadap masing-masing elemen atau bagian dari situasi secara khusus
  4. Tingkah laku harus dianalisis dalam lapangan di saat di mana tingkah laku terjadi. Cara pendekatannya sistematis, jadi tidak perlu menghubungkan dengan masa lalu seperti psikoanalisis.
  5. Bahasa yang digunakan dalam teori lapangan harus eksak dan logis, jadi harus berupa bahasa matematik. Bahasa matematik menurut Lewin bersifat kualitatif. Dalam hubungan ini ia meminjam istilah-istilah dari geometri untuk menerangkan peristiwa-peristiwa Psikologik.



Metode konstruktif memerlukan konstruk-konstruk yaitu elemen dari teori lapangan, sedangkan konsep adalah elemen dari konstruk, konstruk yang terpenting dari teori lapangan tentunya adalah lapangan itu sendiri, yang dalam psikologinya diartikan sebagai lapangan kehidupan (life space)



Kelebihan penelitian ini adalah dapat dilakukan dengan metode eksperimental dan dapat dilakukan dalam laboratorium. Namun Kurt Lewin tidak menyajikan teorinya secara sistematis. Banyak konsep dan konstruk tidak didefinisikan secara jelas sehingga memberi arti yang kabur.

Teori ini terlalu focus kepada aspek-aspek yang mendalam dari kepribadian sehingga agak mengabaikan tingkah laku motoris yang “overt” (nampak dari luar), sehingga penyalahgunaan topologi



Sumber: Sarwono, S.W. 2004. Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: PT.Raja Grafindo.




SHARE 0 comments

Add your comment

© Mon Journal! · Designed by Sahabat Hosting