Psikologi Lingkungan
A. Latar Belakang & Sejarah
Teori
Medan (Field Theory) pertama kali dikenalkan oleh Kurt
Lewin. Menurut beliau, selama
manusia berinteraksi dengan lingkungan, ada kekuatan-kekuatan yang terjadi.
Komponen-komponen tersebut menggerakkan kekuatan-kekuatan dalam bentuk daya
tarik/tolak serta daya mendekat/menjauh. Interaksi ini terjadi pada lapangan
psikologi individu sehingga nantinya mencerminkan tingkah laku individu
tersebut. Lewin juga menyatakan bahwa tingkah laku adalah fungsi dari
kepribadian dan lingkungan, dapat dijabarkan sebagai berikut:
TL
= f (P. l)
dimana :
TL : Tingkah laku
f : Fungsi
P : Pribadi
l : Lingkungan
TL : Tingkah laku
f : Fungsi
P : Pribadi
l : Lingkungan
Bisa
dikatakan bahwa, tingkah laku merupakan fungsi pribadi dengan lingkungan.
Lewin
mengajukan adanya kekuatan-kekuatan yang terjadi selama interaksi antara
manusia dan lingkungan. Masing-masing komponen tersebut bergerak suatu
kekuatan-kekuatan yang terjadi pada medan interaksi, yaitu daya tarik dan daya
mendekat dan daya tolak dan daya menjauh.
Sebelum
menggunakan istilah psikologi lingkungan, awalnya Lewin memakai istilah ekologi
psikologi.
B. Definisi
Psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari
perilaku manusia berdasarkan pengaruh lingkungan tempat tinggalnya, baik
lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam. Dalam psikologi
lingkungan juga dipelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu
tempat dalam memandang alam semesta yang memengaruhi sikap dan mental manusia.
Beberapa
definisi Psikologi lingkungan menurut ahli :
ü
Studi
transaksi antara manusia dengan lingkungan fisik, dimana dalam transaksi
tersebut, manusia mengubah lingkungannya dan lingkungan memiliki andil dalam
mengubah perilaku & pengalaman manusia (Gifford)
ü
Disiplin
yang mempelajari hubungan perilaku manusia dengan lingkungan fisik (Heimstra & McFarling)
ü
Hubungan
individu dengan lingkungannya adalah saling tergantung satu sama lain (Emery & Tryst)
ü
Ilmu
perilaku multidisiplin yang berorientasi dasar & terapan, yang berfokus
pada interrelasi perilaku & pengalaman manusia sebagai individu dengan
lingkungan fisik dan sosialnya (Veitch
& Arkkelin)
Dapat
disimpulkan bahwa psikologi lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan
lingkungan fisik dan sosial di sekitar manusia tersebut.
C.
Lingkup
Menurut
Proshansky, psikologi lingkungan memberi perhatian terhadap manusia, tempat,
serta perilaku dan pengalaman manusia yang berhubungan dengan setting fisik.
Setting fisik disini bukan hanya berupa rangsangan fisik, tetapi juga termasuk
sebuah kompleksitas yang terdiri dari beberapa setting fisik dimana seseorang
tinggal dan melakukan aktivitasnya. Sehubungan dengan itu, bisa dikatakan pusat
perhatian psikologi lingkungan adalah lingkungan binaan atau built
environment.
Lebih
jauh, pembahasan mengenai lingkup psikologi lingkungan juga mencakup desain,
organisasi dan pemaknaan, serta hal-hal spesifik, seperti ruang kamar,
perumahan, pemilihan warna, dll.
D.
Ambient Condition & Architectural Features
Menurut
Wrightman & Deaux ada 2 kualitas lingkungan:
1. Ambient Condition :
Kualitas fisik keadaan sekitar individu, misalnya : sound,
cahaya, warna, temperatur, dsb
2.
Architectural Features :
Mencakup setting-setting yang bersifat permanen
Pendekatan Teori dan Metode
- Pendekatan
Teori Psikologi Lingkungan
1.
Teori Beban Lingkungan (Environtment-Load
Theory)
Premis
dasar teori ini adalah manusia mempunyai kapasitas terbatas dalam pemrosesan
informasi. Menurut Cohen (Fisher, 1985; dalam Veitch & Arkkelin, 1995), ada
4 asumsi dasar teori, yaitu:
a.
Manusia mempunyai kapasitas terbatas dalam
pemrosesan informasi.
b.
Ketika stimulus lingkungan melebihi kapasitas
pemrosesan informasi, proses perhatian tidak akan dilakukan secara optimal.
c.
Ketika stimulus sedang berlangsung,
dibutuhkan respon adaptif. Signifikansi akan dievaluasi melalui proses
pemantauan dan keputusan dibuat atas dasar respon pengatasan masalah. Jika
stimulus yang merupakan stimulus yang dapat diprediksikan dan dapat dikontrol,
stimulus tersebut semakin mempunyai makna untuk diproses lebih lanjut. Tetapi
jika stimulus yang masuk merupakan stimulus yang tidak dapat diprediksikan atau
tidak dapat dikontrol, perhatian kecil atau mungkin pengabaian perhatin akan
dilakukan. Akibatnya, pemrosesan informasi tidak berlangsung.
d.
Jumlah perhatian yang diberikan seseorang
tidak konstan sepanjang waktu, tetapi sesuai kebutuhan.
2.
Teori Hambatan Perilaku
(Behaviour Constraints Theory)
Premis dasar teori ini
adalah simulasi berlebih atau tidak diinginkan, mendorong terjadinya arousal
atau hambatan dalam kapasitas pemrosesan informasi. Akibatnya, orang merasa
kehilangan control terhadap situasi yang sedang berlangsung (Fisher dkk, 1984).
Perasaan kehilangan control merupakan langkah awal dari teori kendala perilaku.
Istilah ‘hambatan’ berarti terdapat ‘sesuatu dari lingkungan yang membatasi
(menginterferensi dengan sesuatu), apa yang menjadi harapan. Hambatan dapat
muncul, baik secara aktual dari lingkungan atau pun interpretasi kognitif.
Dalam situasi yang diliputi perasaan bahwa ada sesuatu yang menghambat
perilaku.
3.
Teori Level Adaptasi
Menurut teori, stimulasi
level yang rendah maupun level tinggi mempunyai akibat negatif bagi perilaku.
Level stimulasi yang optimal.
Wohwill menyatakan bahwa
ada 3 dimens hubungan perilaku lingkungan yaitu:
a.
Intensitas, terlalu
banyak orang atau terlalu sedikit orang di sekeliling kita, akan membuat
gangguan psikologis. Terlalu banyak orang menyebabkan orang merasa terasing
(socialisolation).
b.
Keanekaragaman,
keanekaragaman benda atau manusia berakibat terhadap pemrosesan informasi.
Terlalu beraneka membuat perasaan overload
dan kekurangananekaragaman membuat perasaan monoton.
c.
Keterpolaan, berkaitan
dengan kemampuan memprediksi. Jika suatu setting
dengan pola yang tidak jelas dan rumit menyebabkan beban dalam pemrosesan
informasi sehingga stimulus sulit diprediksi, sedangkan pola-pola yang sangat
jelas menyebabkan stimulus mudah diprediksi
4. Teori Stres Lingkungan (Environment Stress
Theory)
Teori ini pada dasarnya
merupakan aplikasi teori stres dalam lingkungan. Berdasarkan model input-process-output, maka ada 3
pendekatan dalam stress yaitu:
a. Stres sebagai stressor
b. Stres sebagai respon/rekasi
c. Stres sebagai proses
5.
Beberapa
ekologi (Ecological Theory)
Perilaku manusia
merupakan bagian dari kompleksitas ekosistem (Hawley dalam Himmam Faturochman, 1995), yang mempunyai beberapa
asumsi dasar:
a. Perilaku manusia terkait dengan konteks
lingkungan.
b. Interaksi timbale balik yang menguntungkan
atntara manusia-lingkungan.
c. Interaksi manusia-lingkungan bersifat dinamis.
d. Interaksi manusia-lingkungan terjadi dalam
berbagai level dan tergantung pada fungsi
Daftar Pustaka
avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/psikologilingkungan_avin.pdf
Pengantar Psikologi
Lingkungan,Hendro Prabowo Universitas Gunadarma
Add your comment