Psikologi Lingkungan (1-2)

by Vivi Adrianty Lestari, February 15, 2011

Psikologi Lingkungan

A. Latar Belakang & Sejarah
Teori Medan (Field Theory) pertama kali dikenalkan oleh Kurt Lewin. Menurut beliau, selama manusia berinteraksi dengan lingkungan, ada kekuatan-kekuatan yang terjadi. Komponen-komponen tersebut menggerakkan kekuatan-kekuatan dalam bentuk daya tarik/tolak serta daya mendekat/menjauh. Interaksi ini terjadi pada lapangan psikologi individu sehingga nantinya mencerminkan tingkah laku individu tersebut. Lewin juga menyatakan bahwa tingkah laku adalah fungsi dari kepribadian dan lingkungan, dapat dijabarkan sebagai berikut:
TL = f (P. l)
dimana :
TL       : Tingkah laku
f           : Fungsi
P          : Pribadi
l           : Lingkungan
Bisa dikatakan bahwa, tingkah laku merupakan fungsi pribadi dengan lingkungan.
Lewin mengajukan adanya kekuatan-kekuatan yang terjadi selama interaksi antara manusia dan lingkungan. Masing-masing komponen tersebut bergerak suatu kekuatan-kekuatan yang terjadi pada medan interaksi, yaitu daya tarik dan daya mendekat dan daya tolak dan daya menjauh.
Sebelum menggunakan istilah psikologi lingkungan, awalnya Lewin memakai istilah ekologi psikologi.
B. Definisi
Psikologi lingkungan adalah ilmu kejiwaan yang mempelajari perilaku manusia berdasarkan pengaruh lingkungan tempat tinggalnya, baik lingkungan sosial, lingkungan binaan ataupun lingkungan alam. Dalam psikologi lingkungan juga dipelajari mengenai kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat dalam memandang alam semesta yang memengaruhi sikap dan mental manusia.
Beberapa definisi Psikologi lingkungan menurut ahli :
ü  Studi transaksi antara manusia dengan lingkungan fisik, dimana dalam transaksi tersebut, manusia mengubah lingkungannya dan lingkungan memiliki andil dalam mengubah perilaku & pengalaman manusia (Gifford)
ü  Disiplin yang mempelajari hubungan perilaku manusia dengan lingkungan fisik (Heimstra & McFarling)
ü  Hubungan individu dengan lingkungannya adalah saling tergantung satu sama lain (Emery & Tryst)
ü  Ilmu perilaku multidisiplin yang berorientasi dasar & terapan, yang berfokus pada interrelasi perilaku & pengalaman manusia sebagai individu dengan lingkungan fisik dan sosialnya (Veitch & Arkkelin)
Dapat disimpulkan bahwa psikologi lingkungan merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan lingkungan fisik dan sosial di sekitar manusia tersebut.
C. Lingkup
Menurut Proshansky, psikologi lingkungan memberi perhatian terhadap manusia, tempat, serta perilaku dan pengalaman manusia yang berhubungan dengan setting fisik. Setting fisik disini bukan hanya berupa rangsangan fisik, tetapi juga termasuk sebuah kompleksitas yang terdiri dari beberapa setting fisik dimana seseorang tinggal dan melakukan aktivitasnya. Sehubungan dengan itu, bisa dikatakan pusat perhatian psikologi lingkungan adalah lingkungan binaan atau built environment.
Lebih jauh, pembahasan mengenai lingkup psikologi lingkungan juga mencakup desain, organisasi dan pemaknaan, serta hal-hal spesifik, seperti ruang kamar, perumahan, pemilihan warna, dll.

D. Ambient Condition & Architectural Features
Menurut Wrightman & Deaux ada 2 kualitas lingkungan:

1. Ambient Condition :
Kualitas fisik keadaan sekitar individu, misalnya : sound, cahaya, warna, temperatur, dsb
2. Architectural Features :
Mencakup setting-setting yang bersifat permanen


Pendekatan Teori dan Metode
  1. Pendekatan Teori Psikologi Lingkungan

1.      Teori Beban Lingkungan (Environtment-Load Theory)
Premis dasar teori ini adalah manusia mempunyai kapasitas terbatas dalam pemrosesan informasi. Menurut Cohen (Fisher, 1985; dalam Veitch & Arkkelin, 1995), ada 4 asumsi dasar teori, yaitu:
a.       Manusia mempunyai kapasitas terbatas dalam pemrosesan informasi.
b.      Ketika stimulus lingkungan melebihi kapasitas pemrosesan informasi, proses perhatian tidak akan dilakukan secara optimal.
c.       Ketika stimulus sedang berlangsung, dibutuhkan respon adaptif. Signifikansi akan dievaluasi melalui proses pemantauan dan keputusan dibuat atas dasar respon pengatasan masalah. Jika stimulus yang merupakan stimulus yang dapat diprediksikan dan dapat dikontrol, stimulus tersebut semakin mempunyai makna untuk diproses lebih lanjut. Tetapi jika stimulus yang masuk merupakan stimulus yang tidak dapat diprediksikan atau tidak dapat dikontrol, perhatian kecil atau mungkin pengabaian perhatin akan dilakukan. Akibatnya, pemrosesan informasi tidak berlangsung.
d.      Jumlah perhatian yang diberikan seseorang tidak konstan sepanjang waktu, tetapi sesuai kebutuhan.

2.      Teori Hambatan Perilaku (Behaviour Constraints Theory)
Premis dasar teori ini adalah simulasi berlebih atau tidak diinginkan, mendorong terjadinya arousal atau hambatan dalam kapasitas pemrosesan informasi. Akibatnya, orang merasa kehilangan control terhadap situasi yang sedang berlangsung (Fisher dkk, 1984). Perasaan kehilangan control merupakan langkah awal dari teori kendala perilaku. Istilah ‘hambatan’ berarti terdapat ‘sesuatu dari lingkungan yang membatasi (menginterferensi dengan sesuatu), apa yang menjadi harapan. Hambatan dapat muncul, baik secara aktual dari lingkungan atau pun interpretasi kognitif. Dalam situasi yang diliputi perasaan bahwa ada sesuatu yang menghambat perilaku.

3.      Teori Level Adaptasi
Menurut teori, stimulasi level yang rendah maupun level tinggi mempunyai akibat negatif bagi perilaku. Level stimulasi yang optimal.
Wohwill menyatakan bahwa ada 3 dimens hubungan perilaku lingkungan yaitu:
a.       Intensitas, terlalu banyak orang atau terlalu sedikit orang di sekeliling kita, akan membuat gangguan psikologis. Terlalu banyak orang menyebabkan orang merasa terasing (socialisolation).
b.      Keanekaragaman, keanekaragaman benda atau manusia berakibat terhadap pemrosesan informasi. Terlalu beraneka membuat perasaan overload dan kekurangananekaragaman membuat perasaan monoton.
c.       Keterpolaan, berkaitan dengan kemampuan memprediksi. Jika suatu setting dengan pola yang tidak jelas dan rumit menyebabkan beban dalam pemrosesan informasi sehingga stimulus sulit diprediksi, sedangkan pola-pola yang sangat jelas menyebabkan stimulus mudah diprediksi


4.      Teori Stres Lingkungan (Environment Stress Theory)
Teori ini pada dasarnya merupakan aplikasi teori stres dalam lingkungan. Berdasarkan model input-process-output, maka ada 3 pendekatan dalam stress yaitu:
a.       Stres sebagai stressor
b.      Stres sebagai respon/rekasi
c.       Stres sebagai proses

5.      Beberapa ekologi (Ecological Theory)
Perilaku manusia merupakan bagian dari kompleksitas ekosistem (Hawley dalam Himmam  Faturochman, 1995), yang mempunyai beberapa asumsi dasar:
a.       Perilaku manusia terkait dengan konteks lingkungan.
b.      Interaksi timbale balik yang menguntungkan atntara manusia-lingkungan.
c.       Interaksi manusia-lingkungan bersifat dinamis.
d.      Interaksi manusia-lingkungan terjadi dalam berbagai level dan tergantung pada fungsi

Daftar Pustaka
avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/psikologilingkungan_avin.pdf
Pengantar Psikologi Lingkungan,Hendro Prabowo Universitas Gunadarma


SHARE 0 comments

Add your comment

© Mon Journal! · Designed by Sahabat Hosting