psikologi lingkungan (3-4)

by Vivi Adrianty Lestari, February 22, 2011

  1. Pendekatan Teori Psikologi Lingkungan
Terdapat beberapa teori yang biasa digunakan dalam psikologi lingkungan, diantaranya:
1.       Teori Arousal
Arousal berarti pembangkit. Beberapa teori berpendapat bahwa semua emosi adalah tingkat dimana seseorang atau binatang dihasut. Namun, tidak semua orang setuju terhadap teori ini. Mandler (dalam Hardy dan Hayes, 1985) menjelaskan bahwa emosi terjadi pada saat sesuatu yang tidak diharapkan terjadi atau pada saat kita mendapat rintangan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Arousal dipengaruhi oleh tingkat umum rangsangan yang mengelilingi kita. Kita bisa menjadi bosan atau tertidur, jika yang kita hadapi adalah hal-hal yang “tidak ada apa-apanya”. Menurut Mandler, manusia memiliki motivasi untuk mencapai sesuatu yang disebut sebagai “dorongan-keinginan otonomik”. Fungsinya adalah untuk menarik munculnya arousal sehingga kita dapat berubah-ubah dari aktivitas satu ke aktivitas lainnya.
Dalam psikologi lingkungan, hubungan antara arousal dengan kinerja seseorang dapat dijelaskan sebagai :
·         Tingkat arousal yang rendah akan menghasilkan kinerja yang rendah.
·         Makin tinggi tingkat arousal, akan menghasilkan kinerja yang tinggi pula (Sarwono, 1992)
2.       Teori beban stimulus
Titik sentral dari teori ini adalah adanya dugaan bahwa manusia memiliki kapasitas yang terbatas dalam memproses informasi. Ketika input melebihi kapasitas, maka seseorang akan cenderung mengabaikan beberapa masukan dan mencurahkan perhatian lebih banyak kepada hal lain.
3.       Teori Kendala Perilaku
Teori ini memfokuskan kepada kenyataan atau perasaan, kesan yang terbatas dari individu oleh lingkungan. Berdasar teori ini, lingkungan dapat mencegah, mencampuri atau membatasi perilaku penghuni, misalnya pada suatu hari kemacetan lalu lintas akan mengganggu para penglaju, suara yang keras akan membuat bising ayng mengganggu komunikasi.
4.       Teori Tingkat Adaptasi
Teori adaptasi mirip dengan teori stimulus berlebih, dimana pada tingkat tertentu suatu stimulus dapat dirumuskan untuk mengoptimalkan perilaku. Stimulus yang berlebihan atau hal yang terlalu kecil dianggap dapat mempengaruhi hilangnya emosi dan tingkah laku. Ada dua proses yang terkait dengan psikologi lingkungan, yaitu adsaptasi (mengubah tingkah laku atau respon-respon agar sesuai dengan lingkungan) dan adjustment (mengubah lingkungan agar menjadi sesuai dengan lingkungan, misalnya keadaan dingin, kita bisa membakar kayu bakar agar menjadi panas)
Menurut Sarwono ada tiga kategori stimulus yang bisa dijadikan acuan dalam hubungan lingkungan dengan tingkah laku, yaitu:
·         Stimulus fisik yang merangsang indra (suara, cahaya dan suhu udara)
·         Stimulus sosial
·         Gerakan
5.       Teori Stres Lingkungan
Tepori ini menekankan pada mediasi peran-peran fisiologi, emodi dan kognisi dalam interksi manusia dengan lingkungan. Pada dasnya, hal ini dapat dilihat berkaitan dengan penginderaan manusia dimana suatu respon stres yang terjadi terhadap segi-segi lingkungan melebihi tingkat yang optimal. Individu lalu meresponnya dengan berbagai cara untuk mengurangi stres.
6.       Teori Ekologi
Pusat pemikiran para ahli ekologi adalah gagasan tentang kecocokan manusia dan lingkungannya. Lingkungan dirancang atau berkembang sehingga memungkinkan terjadinya perilaku tertentu. Menurut Roger Barker (dalam Sarwono, 1992) tingkah laku tidak hanya ditentukan oleh lingkungan atau sebaliknya, melainkan kedua hal tersebut saling menentukan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Hubungan tingkah laku dengan lingkungan adalah seperti jalan dua arah (two way street) atau interdepensi ekologi. Pada teori ini ada setting perilaku yang dipandang sebagai faktor tersendiri.
  1. Metodologi Penelitian Psikologi Lingkungan
Menurut Veitch dan Arkkelin (1995) terdapat tiga metode penelitian yang biasa digunakan dalam psikologi lingkungan, yaitu:
1.       Eksperimen Laboratorium
Metode ini memberikan kebebasan kepada eksperimenter untuk memanipulasi secara sistematis variabel yang diasumsikan menjadi penyebab dengan cara mengontrol kondisi-kondisi secara cermat yang bertujuan untuk mengurangi variabel-variabel yang yang menganggu. Metode ini juga mengukur pengaruh manipulasi-manipulasi tersebut.
2.       Studi Korelasi
Metode ini dirancang untuk menyediakan informasi tentang hubungan-hubungan diantara hal-hal atau peristiwa yang terjadi di alam nyata yang tidak dibebani oleh pangaruh pengumpulan data.
3.       Eksperimen Lapangan
Dengan metode ini seorang eksperimenter secara sistematis memanipulasi beberapa faktor penyebab yang diajukan dalam penelitian dengan mempertimbangkan variabel eksternal dalam suatu setting tertentu

Sumber:
www.google.com
SHARE 0 comments

Add your comment

© Mon Journal! · Designed by Sahabat Hosting