ruang personal

by Vivi Adrianty Lestari, March 22, 2011
Ruang Personal Ruang personal adalah daerah di sekeliling seseorang dengan batas-batas yang tidak jelas dimana seseorang tidak boleh memasukinya (Sommer, dalam Altman, 1975) Goffman (dalam Altman, 1975) menggambarkan ruang personal sebagai jarak/daerah di sekitar individu dimana jika dimasuki orang lain, menyebabkan ia merasa batasnya dilanggar, merasa tidak senang dan kadang-kadang menarik diri.

Beberapa definisi ruang personal secara implicit berdasarkan hasil-hasil penelitian, antara lain:
1. Ruang personal adalah batas-batas yang tidak jelas antara seseorang dengan orang lain.
2. Ruang personal berdekatan denagn diri sendiri.
3. Pengaturan ruang personal merupakan proses dinamis yang memungkinkan diri kita keluar darinya sebagai suatu perubahan situasi.
4. Ketika seseorang melanggar ruang personal orang lain, maka dapat berakibat kecemasan, stress dan bahkan perkelahian.
5. Ruang personal berhubungan secara langsung denagn jarak-jarak antar manusia, walaupun ada tiga orientasi dari orang lain: berhadapan, saling membelakangi dan searah. Ada kecenderungan dari para peneliti untuk menyamakan ruang personal dengan suatu gelembung yang mengepung kita dan memiliki kegunaan.

Dengan definisi ruang personal sebagai “batas yang tak terlihat yang mengelilingi kita, dimana orang lain tidak dapat melanggarnya”, maka ide ini dapat dikonotasikan secara jelas secara visual, daripada pemahaman yang hanya ditulis secara teoritis. Ruang Personal dan Perbedaan Budaya Hall (dalam Altman, 1976) mengamati bahwa norma dan adat istiadat dari kelompok budaya dan etnik yang berbeda akan tercermin dari penggunaan ruang (space)-nya, seperti susunan perabot, konfigurasi tempat tinggal dan orientasi yang dijaga oleh individu satu dengan individu lainnya.

Hall menggambarkan bagaimana anggota dari bermacam-macam kelompok budaya tersebut memiliki kebiasaan spasial yang berbeda. Orang Jerman lebih sensitif dengan gangguan dibandingkan dengan orang Amerika. Akan tetapi mereka mengatur jarak psikologis dengan orang lain menggunakan sarana verbal dan non-verbal (seperti karakter suara dan kontak mata) dibandingkan dengan sarana fisik dan lingkungan. Dalam eksperimen Waston dan Graves (dalam Gifford, 1987), yang mengadakan studi perbedaan budaya secara terinci, mereka menggunakan sampel kelompok siswa yang terdiri dari empat orang yang diminta ke laboratorium. Siswa-siswa ini diberitahu bahwa mereka akan diamati, tetapi tanpa diberi petunjuk atau perintah. Kelompok pertama terdiri dari orang-orang Arab dan kelompok lainnya terdiri dari orang Amerika. Rerata jarak interpersonal yang dipakai orang Arab kira-kira sepanjang dari perpanjangan tangannya. Sedangkan jarak interpersonal orang Amerika terlihat lebih jauh. Orang-orang Arab menyentuh satu sama lain lebih sering dan orientasinya lebih langsung. Umumnya orang Arab lebih dekat daripada orang Amerika.

Watson (dalam Gifford, 1987) menegaskan bahwa budaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu budaya kontak dan budaya non-kontak. Suatu studi menemukan bahwa pada siswa-siswa dari budaya kontak (Amerika Latin, Spanyol dan Maroko) duduk berjauhan satu sama lain daripada siswa-siswa dari kebudayaan non-kontak (yaitu Amerika). Penelitian ini dibantah oleh Shutter, yang menjelaskan adanya bahaya dalam generalisasi yang mengatakan bahwa semua orang Amerika Latin menggunakan sejumlah ruang tertentu


sumber: e-learning gunadarma
SHARE 0 comments

Add your comment

© Mon Journal! · Designed by Sahabat Hosting